10 November 2009

BUKAN MUBAZIR, EMBUNG SPESIFIK MENYASAR DAERAH ATAS


Kajian mengenai keberadaan embung geomembran yang dibangun Pemerintah Kabupaten Karangasem selama ini sudah berulang kali dilakukan, bahkan sebagai gambaran terakhir sekitar 5 embung yang hendak dibangun lagi merupakan permintaan masyarakat.

Hal ini menurut Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PU Karangasem seijin Kadis PU Ir. I Nyoman Sutirtayasa, saat dikonfirmasi (27-10-09), strategi membangun embung justru merupakan alternatif dalam mengatasi kesulitan air pada sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Karangasem seperti Kubu, Abang dan Seraya. Namun keberadaan embung secara spesifik memang diperuntukkan bagi masyarakat yang ada di kantong kesulitan air pada daerah atas, khususnya untuk mencukupi kebutuhan MCK, ternak, pertanian dsb. Jika pembangunan embung ditengarai tidak dapat mengatasi kesulitas air di Kubu misalnya, memang bukan untuk mengatasi kesulitan air secara umum melainkan bersifat spesifik di daerah atas semata, dengan pusat distribusi pada sepanjang jalur disekitar lokasi embung.

Sedangkan bagi daerah bawah dan wilayah sporadik lainnya ditempuh melalui kebijakan pembangunan jaringan pipa dengan memanfaatkan sumber mata air di sejumlah titik lokasi termasuk sumber terbesar Telaga Waja yang kini sedang menggelinding di Kabupaten Karangasem untuk memasok kebutuhan air di 7 Kecamatan, dengan pembiayaan jaringan pipa air minum paling besar seluruh Indonesia. Saat ini kebijakan pembangunan tersebut sedang berjalan, sebab menuntaskan masalah klasik Karangasem yakni kekurangan air bukan seperti membalik telapak tangan, memerlukan waktu tahunan dan jangka panjang.

Ditambahkan Sutirtayasa, jumlah embung yang dimiliki Karangasem hingga kini sebanyak 10 buah dengan rincian Embung Nangka bantuan Gubernur senilai 1,3 M, Yeh Kori sumber APBD Kabupaten senilai 1,3 M, Daya Ban sumber Pemprop Bali senilai 1,09 M, Puragae bantuan Propinsi senilai 3,179M, Pasar Agung bantuan Propinsi senilai 1,05M,Datah sumber dana APBN senilai 3,649M, Baturinggit sumber dana APBN senilai 2,38M, Batudawa sumber APBD Kabupaten senilai 1,4M, Tukad Mantri Bukit sumber Propinsi senilai 1,7 dibangun tahun 2008 serta Embung Seraya dibangun tahun 1996 dari sumber dana APBN. Untuk tahun 2009 tidak ada pembangunan embung secara pisikn hanya berupa pembangunan pipa distribusi untuk di lokasi embung Datah dan Batudawa, sementara untuk rencana pembangunan 5 embung lagi masih dalam proses perampungan DED, untuk dilajutkan pada tahap 5 tahun kedepan sesuai kemampuan dana setiap tahunnya.

Manfaat embung itu sendiri sebagaimana diakui tokoh warga Batudawa I Komang Patra, keberadaan air embung di Batudawa dimanfaatkan oleh sekitar 250KK warga setempat untuk keperluan MCK, Minum ternak, pertanian bahkan untuk diminum setelah direbus. Sedangkan warga Baturinggit I Nengah Wangi juga mengakui keberadaan air embung sangat bermanfaat bagi warga sehingga dapat membantu warga untuk mecukupi berbagai keperluan rumah tangga dan untuk memberi minum ternak. Untuk itu warga lain di Baturinggit I Negah Jenek mengusulkan tambahan embung lagi agar dapat lebih luas menyediakan stok air baku bagi warga.
Camat Kubu Drs. I Wayan Sutapa, M.si, mengaku selama ini sudah mendrop dan mengakomodir 300 tangki air yang disebarkan kepada warga di wilayah bawah Kubu. Ia medesak agar pihak Dinas Sosial Kabupaten Karangasem lebih cepat melakukan realisasi bantuan dana sehingga segera dapat membantu kebutuhan air di wilayah Kubu yang higga kini belum optimal turun hujan. Perihal jauhya warga mengambil air, menurut Sutapa memang demikian adanya, warga Kubu sudah biasa megambil air dilokasi jauh, disamping ada yang membeli melalui layanan mobil tangki. Sekitar 40 mobil tangki yang ada di Kubu kini sudah siap melayani warga, namun dinilai masih tergolong kurang memadai.

1 komentar:

Dunia Komputer on Selasa, 10 November 2009 pukul 20.17.00 WITA mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Posting Komentar